Tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk berdiri manis dan berpose ria di depan sebuah rig.
.
Selamat datang (teruntuk diri saya) di Pertamina EP (eksplorasi dan produksi) Asset 3 di Jatibarang.
Perkenalkan EP Asset Jatibarang adalah salah satu field dari ketiga EP yang dimiliki Jawa Barat, dua diantaranya adalah Subang dan Tambun. Rig ini salah satu dari beberapa struktur yang terdapat di Jatibarang yang saat ini telah melakukan pengeboran sedalam kurang lebih 2.150 meter ke dalam perut bumi dalam usahanya mencari si emas hitam. Dan masih harus melanjutkan pengeborannya sedalam kurang lebih 350 meter lagi menuju titik batas pengeboran. Jika tidak ditemukan minyak pada struktur ini maka pengeboran selesai dan teman-teman enginer harus berpindah tempat. Kalau melihat peralatan dan portcamp para enginer rasanya saya give up duluan sebelum pindahan, karena alat-alatnya sungguh buanyak.
Untuk memasuki wilayah pengeboran ini, saya dan teman-teman harus mengikuti prosedur keselamatan yang wajib di sampaikan kepada kami. Mulai dari alat perlindungan diri (APD) seperti yang saya pakai pada gambar di atas, sampai dengan memahami peta lokasi serta jalur evakuasi. Bahkan kami semua harus mengetahui bunyi-bunyi alarm yang mungkin dibunyikan. Ini menandakan wilayah yang kami masuki memliliki potensi bahaya yang cukup tinggi.
Eh iya, ini ada sedikit liputan persiapan dan perjalanan menuju ke rig, monggo di klik.
Baiklah, mari kita berganti lokasi menuju RU (Refinery Unit) VI Balongan karena cuaca di rig sungguh panas, 15 menit dengan kostum saya ini cukup membuat saya kuyup. Sungguh hebat lah para enginer yang bekerja bergantian dengan 3 shift per 8 jam sehari dibawah terik matahari, angin juga hujan dilokasi.
RU VI Balongan sudah beroperasi sejak 1994, dengan nilai kompleksitas tertingginya dibanding dengan kilang-kilang lain di Indonesia maka produk-produk unggulannya pun hadir dengan nilai oktan yang lebih baik seperti Pertamax, Pertamina DEX, juga Pertamina Turbo.
Jakarta adalah salah satu kota yang menerima bahan bakar dari Balongan melalui pipa yang dialirkan ke terminal bahan bakar di Pelumpang. Sehingga bahan bakar dapat dipakai dan digunakan untuk kebutuhan transportasi hingga industri di Jakarta.
Namun setelah melihat semua proses ini membuat saya sadar untuk mendapatkan energi dari memanfaatkan si emas hitam ini sungguh penuh usaha dan kerja keras serta resiko keselamatan yang tinggi, tak heran nilainya pun semakin menaik ketika keberadaannya langka. Mungkin memang sumber daya alam ini sudah berada di dalam alam hanya tinggal kita ambil. Tapi untuk mendapatkannya prosesnya sungguhlah sulit, penuh persiapan, penuh usaha dan waktu yang tidak sebentar juga dana yang tidak sedikit.
Disaat kebutuhan akan bahan bakar semakin meningkat taukah kamu bahwasannya cadangan energi semakin menipis dan sangat sulit ditemukan. Jadi manfaatkanlah energi yang dihasilkan dari emas hitam ini dengan bijaksana, hemat dan efisien.