Perkenalkan, gadis cilik yang bersama saya pada cover ini adalah Viara Hikmatun Nisa. Usianya 14 tahun, dalam waktu seminggu Viara harus melakukan cuci darah sebanyak 2x sampai 3x. Dikarenakan gangguan pada ginjalnya.
Ini adalah kali kedua saya bertemu seseorang yang mengalami gangguan pada ginjalnya. Pertama, alm. ayah saya. Kedua, Viara gadis cilik yang berfoto bersama saya diatas. Selama ini saya berfikir, hanya orang dewasa saja yang mungkin mengalami gangguan ginjal, rupanya tidak. Siapa pun bisa mengalami gangguan ginjal termasuk buah hati kesayangan kita.
Saya berterima kasih kepada dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) – UKK Nefrologi IDAI, yang sudah menceritakan banyak hal mengenai gangguan ginjal pada anak. Sebagai orang tua, yang sebelumnya pernah dihadapkan dengan kondisi alm. ayah saya yang terlebih dahulu mengalami gangguan ginjal, informasi yang saya dapatkan hari itu sungguh memberikan wawasan baru dan bermanfaat sekali untuk saya dan terutama dalam mengawasi buah hati. Semoga potongan informasi dibawah ini juga memberikan manfaat untuk semua orang tua diluar sana.
Ginjal.
“Sepasang organ berbentuk kacang, banyak pembuluh darah”
Sherwood L. Bab 13. The urinary sistem. Dalam: Sherwood L. Fundamentals of Human Physiology. Edisi ke-4. CA: Brooks/Cole; 2012. Hall JE. Bab 26. The urinary system: functional anatomy and urine formation by the kidneys. Dalam: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Edisi ke-13. PA: Elsevier;2016.
Sebelumnya, mari berkenalan dengan organ ginjal ditubuh kita. Baik orang dewasa, maupun anak-anak membutuhkan organ ginjal ini, karena ginjal berfungsi untuk:
Pembuangan ( Ekskresi)
Pembuangan zat sisa metabolisme: urea, kreatinin, asam urat, bilirubin dll
Pengaturan
Pembentukan sel darah merah
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Tingkat keasaman (pH) darah
Tekanan darah
Pembentukan
Glukosa
Kalsitriol ( bentuk aktif vitamin D ) yang penting untuk metabolisme kalsium dan fosfat
Dan jika fungsi organ ginjal terganggu akibatnya vital karena berkaitan dengan kinerja organ-organ vital lain dalam tubuh.
Gangguan Ginjal
Ganguan ginjal terjadi dikarenakan beberapa hal, yang jika dilihat dari waktu terjadinya maka, gangguan ginjal yang dibawa sejak lahir dan gangguan ginjal yang didapat setelah lahir. Pada gangguan ginjal bawaan sejak lahir ditandai dengan kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Sedangkan gangguan ginjal setelah lahir ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi.
Selanjutnya jenis gangguan ginjal berdasarkan awitannya dibedakan menjadi:
dan juga penyebab gangguan ginjal ini dikelompokan berdasarkan lokasi pada saluran kemih yang mengalami gangguan yaitu Pra-renal (sebelum ginjal ) gangguan yang terjadi diluar ginjal akan tetapi nantinya mempengaruhi fungsi ginjal. Renal ( ginjal ) kerusakan pada ginjal. Pasca renal ( setelah ginjal ) faktor yang mempengaruhi aliran urin.
UKK Nefrologi IDAI. Kompendium Nefrologi Anak. Jakarta: BP FKUI;2011
Statistik Gangguan Ginjal Pada Anak
Gangguan ginjal anak sudah terjadi secara global, di Indonesia sendiri belum ada data nasional tentang gangguan ginjal pada anak. Namun, data Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ) menyebutkan pada 2017 terdapat 212 anak dari 19 Rumah Sakit di Indonesia, mengalami gangguan ginjal dan menjalani cuci darah. Dengan range usia mulai dari dibawah 2 tahun (3 bulan paling kecil) sampai dengan 19 tahun.
Faktor penyebab gangguan ginjal anak terbanyak pada
Sindrom nefrotik resisten steroid (16%), merupakan penyakit ginjal kronik yang ditemukan pada anak yang umunya dikenal dengan ‘ginjal bocor’.
Glomerulonefritis(14,6%), radang pada ginjal yang bukan disebabkan karena infeksi, bukan juga virus ataupun bakteri. Misalnya penyakit lupus yang menyerang ginjal.
Gangguan ginjal kronik, sebab tidak jelas (13,2%), karena tidak adanya deteksi dini dan ketika akan ditangani rumah sakit kondisi ginjal yang telah memburuk sampai dengan kondisi stadium besar sehingga pihak rumah sakit tidak dapat menelusuri sebab gangguan ginjal tersebut.
Hipoplasia/displasiakongenital (12,3%), ini adalah kondisi anak-anak yang terlahir dengan kelainan bawaan ginjal yang kecil. Sehingga ketika tubuh anak semakin berkembang maka ginjal tersebut tidak bisa mengakomodir kebutuhan tubuhnya.
Gejala Gangguan Ginjal
Ketika mendapati seseorang mengalami gangguan ginjal maka orang tersebut tidak akan sembuh layaknya penyakit flu yang dapat disembuhkan dengan minum obat teratur dan istirahat yang cukup. Gangguan ginjal tidak dapat hilang dengan tindakan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Sehingga perlu sekali orang tua untuk dapat mendeteksi gangguan ginjal sejak dini, agar dapat ditangani segera dengan perawatan penyaringan darah ataupun metode transplantasi ginjal.
Gejala gangguan ginjal sangat bervariasi, seperti dibawah ini:
Dampak Gangguan Ginjal
Sesungguhnya dampak gangguan ginjal pada anak pastinya tidak hanya dirasakan oleh sang anak sendiri, tapi keluarga juga akan merasakan dampaknya juga.
Ketika anak mengalami gangguan ginjal maka beberapa hal ini akan dirasakan secara fisik di tubuhnya seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan, animea, hipertensi (ketiga hal ini dapat dikatakan dampak ataupun gejala), juga gangguan keseimbangan elektrolit pun dapat menyebabkan kejang, karena keseimbangan eletrolit ini mempengaruhi kondisi otak.
Selain itu dampak pisikososial, emosional sampai dengan finansial juga dirasakan tidak hanya pada anak pastinya keluarga juga ikut merasakan.
Pemeriksaan Gangguan Ginjal
Resiko kematian pada anak yang memiliki gangguan ginjal kronik stadium akhir (gagal ginjal ) 30 kali lebih tinggi dibanding populasi umum. Bahkan data di RSCM menunjukan 22% pasien datang pada kondisi stadium akhir.
Sebagai orang tua kita perlu memperhatikan kondisi anak dan sigap dalam melihat ada kelainan yang terkait dengan gangguan ginjal seperti yang saya sebutkan diatas maka hal-hal berikut dapat menjadi acuan orang tua untuk membawa anak menjalani tes laboratorium darah, mungkin dibutuhkan juga USG, CT-Scan, MRI sampai dengan biopsi ginjal untuk melihat kondisi sel-sel ginjal.
Dengan melakukan deteski dini diharapkan dapat dilakukannya tindakan yang dapat mencegah gagal ginjal, karena dengan segera mengetahui kondisi ginjal yang diderita anak membuat tenaga medis aktif memberikan therapy untuk mencegah gagal ginjal agar anak tidak sampai berada di kondisi cuci darah ataupun transplantasi ginjal.
Massengil SF, Ferris M. Chronic kidney disease in children and adolescent. Peds in Review. 2014 Jan: 35(1); 16-27.
Pencegahan
Berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh kita sebagai orang tua
Dan tidak hanya orang tua, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI
juga melakukan beberapa upaya dalam pencegahan dan pengendalian penyakit Ginjal Kronis ini, dimulai dengan:
Meningkatkan promosi kesehatan melalui komunikasi, informasi dan edukasi dalam pengendalian penyakit ginjal dengan prilaku “CERDIK”sumber: Instagram @p2ptmkemenkesridan “PATUH” ( Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tetap dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Pencegahan dan pengendalian berbasis masyarakat “Self Awareness” melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu PTM ( Pos Pembinaan Terpadu penyakit Tidak Menular)
Meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan.
Pencanangan Gerakan Ayo Minum Air ( AMIR ) pun dibuat untuk meningkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi air putih. Karena data menunjukan bahwa 1 dari 4 anak Indonesia kurang minum air setiap harinya. Gerakan Minum Air merupakan kerja sama Kementrian Kesehatan dengan Indonesian Hydration Working Group (IHGW).
Selanjutnya Kementrian Kesehatan juga memberikan himbauan kepada pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis dengan:
Meningkatkan upaya promotif dan preventif dengan modifikasi gaya hidup untuk pencegahan penyakit ginjal kronis, yaitu:
aktifitas fisik teratur
makan-makanan sehat (rendah lemak, rendah garam, tinggi serat)
kontrol tekanan darah dan gula darah
monitor berat badan dan mempertahankan berat badan normal
minum air putih minimal 2 liter per hari.
tidak mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan
tidak merokok
Implementasi Gerakan Masyarakat hidup sehat (GERMAS) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Mendorong kementrian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan
Akhir kata, saya sebagai orang tua berdoa semoga kita dan anak-anak kita diberikan kesehatan yang baik. Viara gadis cilik yang mengalami gangguan ginjal dan berfoto dengan saya diatas telah menuliskan kisahnya dalam sebuah buku yang dibuat oleh ayahnya.
Buku tentang perjalanan Viara dan keluarga menghadapi serangkaian penyakit yang dideritanya.
Dan untuk informasi gangguan ginjal ini juga ditulis oleh teman-teman blogger saya yang lain. Silahkan klik link teman-teman saya diawah ini.
foto bersama Viara dan kelurga juga bersama-sama rekan blogger yang lain.